Minggu, 16 Januari 2011

Bahaya Merokok

Bahaya Merokok


Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif.
ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen).
NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat!
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg.
DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.
PENYAKIT (STROKE)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan. Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
KEBIASAAN MEROKOK
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat dan makmur.
GERBANG NARKOBA
Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin, kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan meningkatnya jumlah perokok remaja.
Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba. Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas, gelisah, dan depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.
GANGGU KESEHATAN JIWA
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan (ansietas).
Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok dan relaps pada penderita depresi.
Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi. Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi, gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).
Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi, menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.
Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok. Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat (penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter. Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan kejiwaan.
SISTIM REPRODUKSI
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa
Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk mendapatkan keturunan.
pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.
120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.
WANITA MEROKOK, MENOPAUSE DINI
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.
“Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.
Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health.
Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun.
KEBIJAKAN PEMERINTAH
Menurut Menkessos, pertumbuhan yang sangat cepat ini membuat Indonesia diperkirakan akan mencapai rekor, terutama dengan berbagai masalah kesehatan yang cukup berat, di antaranya berkaitan dengan rokok. Sementara itu diakui Menkessos, larangan membatasi aktivitas merokok di tempat umum masih belum bisa dilakukan lebih tegas.
Meski PP nomor 81/1999 yang diperbarui dengan PP 38/2000 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan sudah diberlakukan, tetapi diakui pula, law enforcement-nya belum ada sehingga belum memiliki kekuatan.
detikcomTingginya target penerimaan negara dari cukai rokok yang mencapai Rp 17 triliun pada anggaran 2001 dinilai telah menyebabkan pemerintah tidak konsisten menegakkan PP No.38/2000 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan.
Komisi VII DPR mendesak untuk mengatur masalah rokok itu dibuat dalam bentuk UU, sehingga masyarakat akan mempunyai posisi tawar yang cukup kuat. Disamping itu, DPR akan dapat melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemerintah maupun industri rokok.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan menindak tegas perusahaan rokok yang menayangkan iklan rokok di media elektronik di bawah pukul 21:30 waktu setempat. “Bila teguran ini tidak diindahkan, BPOM akan melakukan upaya hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” tegasnya. Iklan rokok yang melanggar ketentuan PP No.81 tahun 1999 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan dan PP No.38 tahun 2000 tentang Perubahan Atas PP no 81 tahun 1999 akan dikenakan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp100 juta. Penerimaan cukai rokok pada tahun 2000 mencapai Rp 10,27 triliun, sedangkan belanja kesehatan akibat merokok sesuai data dari Ditjen POM Depkes pada tahun yang sama mencapai Rp 11 triliun.

Minggu, 09 Januari 2011

organisasi mahasiswa

1
1. PEMBINAAN MAHASISWA
Pembinaan mahasiswa melalui jalur kurikuler dilakukan melalui program
akademik, sedangkan jalur ekstrakuler dan kokurikuler dilakukan sebagai
berikut :
1. Kegiatan pembinaan jalur ekstrakurikuler dilaksanakan melalui
lembaga/organisasi kemahasiswaan, yang semuanya berada di bawah
koordinasi badan eksekutif mahasiswa (BEM). Dalam pembinaan jalur
ekstrakurikuler ini, BEM dapat membentuk beberapa unit guna
mewadahi hobi, minat, dan bakat mahasiswa.
2. Kegiatan pembinaan jalur khusus (kokurikuler) dilaksanakan dalam
upaya menunjang secara langsung program kurikuler. Untuk mewadahi
kegiatan ini, maka pada masing-masing program studi dibentuk HMPS
yang berada di bawah koordinasi BEM.
Agar kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler tetap terpadu dan terarah,
berazaskan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan STATUTA
UNINDRA, maka Rektor UNINDRA melalui Pembantu Rektor Bidang
Kemahasiswaan dibantu oleh masing-masing Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan di masing-masing fakultas berkewajiban untuk membina,
mengarahkan, memadukan serta mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
kemahasiswaan tersebut.
2. LEMBAGA/ORGANISASI KEMAHASISWAAN
Lembaga atau organisasi kemahasiswaaan dibentuk untuk melaksanakan
peningkatan penalaran, minat dan bakat, serta kesejahteraan mahasiswa
dalam kehidupan kemahasiswaan diperguruan tinggi.
Organisasi kemahasiswaan tersebut diselenggarakan dari, oleh dan untuk
mahasiswa dibawah pembinaan pimpinan UNINDRA. Hanya ada satu
2
organisasi kemahasiswaan internal di Universitas Indraprasta PGRI , yaitu
badan eksekutif mahasiswa (BEM).
Dalam rangka operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan
dibidang ekstrakurikuler dan kokurikuler BEM universitas membentuk
beberapa UKM dan BEM fakultas. Pimpinan organisasi kemahasiswaan
bertanggung jawab pada pimpinan universitas.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan BEM fakultas mendapatkan
pembinaan dari Wakil Dekan II masing-masing fakultas. Pengurus
masing-masing UKM dan BEM fakultas bertanggung jawab pada
pengurus BEM universitas.
Fungsi dan tugas pokok BEM UNINDRA adalah mengkoordinasikan
seluruh kegiatan kemahasiswaan intern yang ada pada lingkungan
universitas dalam rangka membantu pimpinan universitas dengan
pembinaan dan pengembangan kehidupan kemahasiswaan sebagai
forum diskusi, musyawarah, tukar menukar informasi dan komunikasi
guna mencapai tujuan pendidikan di UNINDRA.
Struktur organisasi/lembaga kemahasiswaan yang ada dilingkungan
UNINDRA adalah sebagai berikut :
BEM FIPPS UKM
Mahasiswa
BEM FTMIPA
Pimpinan
Universitas Indraprasta PGRI
BEM
Universitas Indraprasta PGRI
3
1. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
BEM merupakan organisasi induk kemahasiswaan intern pada tingkat
universitas terdiri atas seluruh mahasiswa.
Tugas pokok BEM UNINDRA adalah :
1). Mewakili mahasiswa pada tingkat universitas, mengkoordinasikan
kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler
di tingkat universitas terutama yang berkaitan dengan fungsi
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
2). Merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan
kokurikuler terutama yang bersifat penalaran dan keilmuan sesuai
dengan garis-garis program yang ditetapkan, serta memberikan
pandapat, usul dan saran kepada pimpinan universitas terutama
yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan tujuan pendidikan
nasional.
BEM Universitas Indraprasta PGRI berfungsi :
1) Menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa Universitas
Indraprasta PGRI
2) Merencanakan dan menetapkan garis-garis besar program
kegiatan kemahasiswaan.
3) Membidangi organisasi kemahasiswaan yang bersifat kokurikuler
yang dilaksanakan oleh BEM fakultas.
4) Membidangi organisasi kemahasiswaan yang bersifat
ekstrakurikuler yang operasionalnya dilaksanakan oleh Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM).
5) Mengkomunikasikan mahasiswa antar organisasi kemahasiswaan
BEM fakultas dan unit kegiatan mahasiswa (UKM) di tingkat
universitas.
4
Ø BEM Universitas Indraprasta PGRI periode 2005 – 2006 diketuai
oleh M. Irfan.
Ø BEM Universitas Indraprasta PGRI periode 2007 – 2008 diketuai
oleh Azhari Amry.
2. Unit Kegiatan Mahasiswa
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merupakan wadah kegiatan
mahasiswa untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat dan
minatnya masing-masing, dan keanggotaannya bersifat sukarela
sesuai dengan kesamaan minat/bakat mahasiswa. System
keanggotaan iuran sesama anggota UKM diatur secara mandiri oleh
pengurus UKM bersama BEM dibawah arahan pimpinan universitas.
Berdasarkan sifat kegiatannya, organisasis UKM dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok antara lain :
1) UKM yang bersifat ilmiah, seperti : unit penalaran dan pemikiran
ilmiah mahasiswa, unit majalah mahasiswa, Englis Club, Pers
Campus dan sebagainya.
2) UKM yang bersifat keolahragaan, seperti : unit sepakbola, Unit
catur, unit bulutangkis, unit bola volley, Gelar Paskibra dan
sebagainya.
3) UKM yang bersifat bela diri, seperti : merpati putih, tae kwon do,
kempo dan sebagainya.
4) UKM yang bersifat kesenian, seperti unit seni budaya, paduan
suara mahasiswa dan sebagainya.
5) UKM yang bersifat kerohanian, seperti : unit rohani Islam, unit
rohani Katolik, unit rohani Kristen Protestan dan sebagainya.
6) UKM yang bersifat khusus, seperti : pramuka, resimen
mahasiswa, unit pecinta alam, koperasi mahasiswa dan
sebagainya.
5
Tugas pokok UKM adalah merencanakan dan melaksanakan kegiatan
ekstra kurikuler pada tingkat universitas yang bersifat lintas
fakultas/program studi dalam bidang kegiatan tertentu sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
Fungsi UKM adalah sebagai wahana untuk melaksanakan dan
mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler tertentu di tingkat
universitas yang bersifat lintas fakultas/program studi, baik yang
bersifat penalaran dan keilmuan, minat dan bakat, kesejahteraan,
maupun pengabdian pada masyarakat.
Beberapa UKM yang sudah berdiri/ada di Universitas Indrapatrasta
PGRI saat ini sebagai berikut :
a) UKM Kamil (Komunitas Mahasiswa Islam)
UKM Komil ini menyelenggrakan kegiatan yang bersifat
keagamaan terutama pengkajian nilai-nilai keislaman beserta
perayaan hari keagamaan, kegiatan ini dikelola secara mandiri
dan swadaya.
b) UKM Rohani Kristen
Unit Kegiatan Mahasiswa yang membidangi kegiatan keagamaan
beserta perayaan keagamaan, kegiatan ini dikelola secara mandiri
dan swadaya.
c) UKM Bola Basket
Menyelenggarakan kegiatan dan latihan yang diatur secara teratur
dan terarah untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa yang
gemar akan kegiatan bola basket dan penyelenggaraan kegiatan
ini bersifat mandiri dan swadaya dalam rangka menyalurkan minat
dan bakat anggota.
6
d) UKM Tae Kwon Do
Menyelenggarakan kegiatan dan latihan Tai Kuondo yang diatur
secara terencana untuk dapat meningkatkan kesehatan dan
prestasi dibidang olah raga Tai Kuondo, kegiatan ini dapat diikuti
oleh mahasiswa yang memiliki hoby pada olah raga ini serta
dikelola secara mandiri dan swadaya.
e) UKM Sepak Bola
Menyelenggarakan kegiatan dan latihan sepak bola yang diatur
secara terencana dan terarah untuk dapat meningkatkan
kesehatan dan prestasi dibidang olah raga sepak bola, serta
pengelolaan kegiatan bersifat mandiri dan swadaya dalam rangka
menyalurkan minat dan bakat dikegiatan sepak bola.
f) UKM KOSTER
Kegiatan yang diselenggarakan mengkhususkan diri pada seni
teater bagi mahasiswa yang memiliki bakat seni teater,
penyelenggaraan kegiatan ini bersifat mandiri dan swadaya dari
anggota untuk dapat meningkatkan ketrampilan dalam dunia
acting.
g) UKM Media Kampus
Penyelenggaraan kegiatan jurnalistik yang mengkhususkan diri
pada berita-berita sekitar perguruan tinggi, kegiatan ini diadakan
untuk menambah wawasan anggota dalam dunia jurnalistik, serta
bersifat mandiri dan swadaya dalam rangka pengembangan bakat
anggota.
h) UKM Pencinta Alam Raflesia
Menyelenggrakan kegiatan dan pelatihan bagi anggotanya untuk
mempersiapkan diri mengikuti kegiatan pencinta alam. Kegiatan
ini dilakukan secara mandiri dan swadaya dalam rangka
pembinaan anggota.
7
i) UKM Pencak Silat
Menyelenggarakan kegiatan dan pelatihan bagi anggotanya
secara teratur dan terencana serta terarah untuk dapat
meningkatkan kesehatan, prestasi dibidang olah raga pencak
silat. Kegiatan ini dapat diikuti oleh mahasiswa yang memiliki hoby
yang sama pada olah raga ini serta dikelola secara mandiri dan
swadaya.
j) UKM Paduan Suara
Menyelenggarakan kegiatan dan pelatihan bagi anggotanya untuk
mempersiapkan diri mengikuti kegiatan dibidang olah suara yang
dapat menghubungkan keahliannya pada kegiatan lomba paduan
suara.
k) UKM Korp Mahasiswa
Menyelenggarakan kegiatan dan pelatihan bagi anggotanya
dibidang kesehatan, kegiatan ini dapat diikuti oleh seluruh
mahasiswa yang memiliki minat dan hoby yang sama serta
diperlukan secara mandiri dan swadaya.
3. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakuktas
Organisasi ini dibentuk pada tingkat fakultas dan memiliki tugas
pokok:
1. Mewakili mahasiswa ditingkat fakultas dan mengkoordinasikan
kegiatan ekstrakurikuler ditingkat fakultas terutama kegiatan yang
dapat mengembangkan wawasan keilmuan di fakultasnya.
2. Merencanakan dan memprogram kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler dan kokurikuler yang bersifat penalaran dan
keilmuan yang sesuai dengan garis-garis program yang
ditetapkan.
8
BEM Fakultas berfungsi :
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa ditingkat
fakultas.
2. Merencanakan dan menetapkan garis-garis program kerja di
tingkat fakultas.
3. Melaksanakan kegiatan kokurikuler sesuai dengan program kerja
Ketua BEM Fakultas Universitas Indraprasta PGRI periode tahun
2006 – 2007 :
a. Ketua BEM Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
(FIPPS) :
Sdr. Beben Supandi
b. Ketua BEM Fakultas Teknik, Matematika dan IPA (FTMIPA) :
Sdr. Azhari Amri